Selama ini aku hanya menyediakan
telinga dan hatiku berusaha untuk senang menunggu, selalu menunggu dan
mengharapkan kamu datang. Aku sadar betapa mencintai kamu yang begitu dekat,
tetapi cinta yang selalu bertumbuh ini tak pernah menyentuh dan menjamah. Setiap
saat aku bisa melupakan rasa lelah tubuhku demi menemuimu. Bersamamu, lewat
mata itu aku selalu merasa ada dunia paling menyenangkan disana. Ah, hanya kamu
pria yang entah mengapa selalu kudengar dan kunikmati ceritanya. Aku masih saja
selalu menjadi pendengar yang baik juga penonton yang tak banyak mengeluh.
Masih
ingatkah kau dengan pertemuan kita? Kali pertama kulihat matamu, aku tahu kamu
akan membawa perubahan dalam hidupku. Mungkin lewat menjadi pendengar yang
baik, menjadi segalanya bagi sosok yang sulit kutebak. Berusaha menjadi
pendengar yang baik, teman yang baik juga penonton yang baik. Tetapi bolehkah
aku juga terlibat dalam hidupmu? Bukan hanya jadi penonton.
Mungkin beberapa hal kamu rasa
berubah sejak dari awal kita berkenalan, tapi dapat kupastikan diantara
perubahan ini masih ada yang tetap dan selalu ada. Saat ini, biarlah semua
cinta tetap ada walaupun terjebak dalam diam. Saat ini kuketikkan bersama malam
yang semakin larut menuju cahaya pagi, senyum manis itu masih terbesit jelas
saat pertama kali kita berkenalan. Hingga saat ini, cinta bukan speaker perkenalan
yang terbentuk tanpa proses. Aku sadar semuanya harus butuh proses. Menatap matamu
yang teduh, mata yang selalu membuatku percaya ada cinta disana. Kamu sudah
menjadi juara satu dihatiku.
Terkadang aku hanya perlu memercayai
kata hati ini, karena aku percayai kadang yang terlihat belum tentu yang
sesungguhnya terjadi. Lewat doa didalam hati ini, semoga rasa takut tentang
kamu tak akan pernah menjadi kenyataan. Hingga kini hati begitu kuat, begitu
dalam tentangmu. Sampai aku tak temukan lagi alasan, mengapa kamu yang saya
cintai?
Aku suka melihatmu dengan
menggemaskan saat kamu berkeringat dan ada butiran-butiran air yang menempel di
rambutmu. Ah kamu membuatku jatuh cinta diam-diam. Bolehkah aku berharap? Semoga
kita saling merasakan, walau belum ada yang mau mengungkapkan. Kuserahkan pada
Tuhan karena kalau Tuhan mau, kita pasti akan bersatu.
Taukah kamu bahwa perasaan yang
kupunya ini tumbuh tanpa paksaan, semua mengalir begitu saja. Hingga terkadang
aku selalu takut kehilangan sosok yang belum benar-benar kumiliki. Aku tak
selalu disampingmu, tak selalu bertukar kabar denganmu, tetapi rindu ini
seperti punya kendali khusus untuk tak menolak mencintai dan merindukanmu. Kamulah
matahari yang menghapus mendungku selama ini.
Saat ini cinta begitu tulus tanpa
tuntutan, cinta ini tak butuh pengungkapan. Tetapi cukup dengan tindakan yang
bukan sekedar perkataan dapat kulakukan. Terkadang aku meninggalkan sesuatu
yang penting demi kamu yang bagiku sesuatu yang jauh lebih penting. Ah sudahlah
semua tak jadi masalah, mungkin Tuhan belum mau kita sedekat itu. Apalah arti
menunggu ini jika yang akan kudapatkan nanti lebih dari yang aku harapkan. Karena,
bukankah semua yang maya akan menjadi nyata. Yang pasti, hatiku tergerak. Aku percaya
ini cinta. Aku hanya ingin sekat, terus dekat dan semakin dekat.
Dan saat ini aku senang nulis
tentang kamu karena dalam tulisan ini sosok kamu bisa abadi.
Komentar