Seseorang yang tak lama aku mengenal dia. Baru.
Seorang pria yang seperti kebanyakan pria lain. Selintas sebelum aku mengenal dia, tak ada yang menarik bagiku bahkan aku tak pernah menyadari keberadaan dia di organisasi itu.
Mungkin jangan kan menyadari, melirik pun tidak pada saat kegiatan itu.
Sebelum setelah dia menegurku, sehingga aku menyadari keberadaan dia.
Memanglah benar kata pepatah, tak kenal maka tak sayang.
Dia...
Seorang mahasiswa yang dengan rambut nya yang unik.
Ya, unik semakin unik setelah aku mengenalnya.
Dengan rambut belah tengah itu membuat dia berbeda dari yang lain.
Mungkin sedikit menjadi lelucon bagi sebagian orang tetapi bagiku itu membuat dia unik.
Badan yang tinggi tegap profesional memang pas buat menyadari jabatan dia saat ini.
Tas, ya tas besar yang dia sandang itu. "Bawa satu isi kamar kemana-mana" Haha ya itu yang kukatakan.
Dia...
Sederhana, tak berfoya, dengan gaya apa adanya, tutur bahasa yang santun, terkadang polos, gak nyambung, lucu, tapi dia punya tatapan mata yang indah. Senyum yang manis.
Dan jika tatapan dan senyuman itu digabungkan alangkah indahnya dia.
Dia pandai menghargai, menempatkan diri dan sikap keinginan tahuannya akan sesuatu membuat aku semakin ingin tahu pula tentang dia.
Dia...
Terkadang berbicara dengannya, seakan dia menjadi abang sendiri, terkadang dia seperti kawan seumuran, terkadang justru dia seperti anak-anak polos.
Ah, begitulah dirimu. Penuh dengan kejutan-kejutan yang masih banyak perlu kuketahui.
Tidak kah dia sadar, komunikasi kita terjalin rutin sejak saat perkenalan itu
Allah benar-benar mengerti, dia dihadirkan saat hati ini benar-benar tanpa siapapun.
Dia...
Seseorang yang selalu ingin kucintai dengan tak berlebih, tetapi tak kan berkurang, apalagi hilang. Satu kalimat yang selalu kuingat saat keputus asaaan, kejenuhan itu hadir.
Kalimat yang menyadarkan kesungguhannku.
Dia, pernah bercerita tentang kisah wanitanya.
Sungguh, tak ada niat dihati ku ini akan seperti wanitanya. Bahkan, jauh sebelum aku mengenal dia sejauh ini tak terlintas dipikiranku. Dia, ya tetap dia. Bukan dia dengan jabatan.
Ingin rasanya kuberi tahu dia,
"Siapa kamu dulu, sekarang ataupun nanti. Kamu ya tetap kamu, aku ya tetap aku. Aku takkan berubah, karena rasa yang aku miliki tak kan berlebih, tetapi tak kan berkurang apalagi hilang. Aku ingin mendampingi mu jadi siapapun kamu," Bisik hati.
Hingga musibah saat ini yang sedang dia alami,
Sungguh jauh dihati ini berucap, "Bahkan jika keadaan terburuk sekalipun yang dia hadapi, dia rasakan, dia alami, aku akan tetap disisinya. Aku ingin menjadi wanitanya. Aku tak inginkan status, cukup kamu tahu dan izinkan aku menemani langkahmu,".
Bersama-sama mencapai impian aku, impian dia, dan berharap bisa menjadi impian kita.
Sungguh hanya Allah lah yang tau tiap bisikku didalam doa,
"Jaga dia selalu dimanapun ia berada, tunjukkan ia dijalanmu, beri ketenangan dan kedamaian di hati dan pikirannya, tunjukkan padanya bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah, jauhi ia dari orang-orang yang syirik dan dengki. Titip salam rinduku untuknya,". Amin.
Komentar